Rabu, 07 Mei 2014

Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW

10 Tahun setelah kenabian, pengikut Rasul hanya berjumlah 120 orang. Akhir dari kepedihan dakwah Rasul bersama para sahabat sebelum hijrah, ketika Kaum Quraisy memboikot dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang membela Rasul, dan mereka di tempatkan di sebuah jurang Syi'ib bani Ali. Dalam keadaan yang susah seperti itu, Paman Nabi Abu Thalib, yang senantiasa membela, menjaga Nabi, Meninggal dunia. 3 bulan kemudian, Istri tercinta Khadijah binti Khuwailid wafat. Pada saat itu Nabi sangat mengalami kesedihan yang mendalam ('Amul Huzni).

Sulitnya mengajak orang-orang Mekah untuk menyembah Allah yang esa, Kemudia Rasul SAW berpikiran untuk berdakwah ke kota lain, dan pilihan jatuh ke kota Thaif (80 KM selatan Mekah), penduduknya suku bani Tsaqif, kepala sukunya abdu Yalel. Berangkatlah Rasul SAW bersama seorang sahabatnya Zaid bin Haritsah. Singkat cerita, setelah Rasul menetap bersama Zaid selama satu bulan di Thaif, tak ada satupun yang mengikuti Rasul, tak ada satupun yang mengucapkan 2 kalimat syahadat, tak ada satupun yang menerima dakwah Rasul SAW. Bukan hanya itu, Rasul dicaci maki dengan kata-kata kotor, bahkan tokoh-tokoh Thaif mengumpulkan Preman-preman dan pemuda-pemuda untuk mengusir Rasul dari Thaif dengan cara melempari Rasul SAW dengan batu, dikatakan bahwa kedua sandal Rasul, merah berlumuran darah. Para Malaikat menawarkan diri kepada Rasul seraya berkata : " Muhammad, Kamu berdoalah kepada Allah, agar Allah memerintahkan saya untuk menghancurkan orang-orang Thaif " Malaikat itu berkata kembali : " berdoalah seperti Nabi Nuh, ketika 950 tahun hanya 80 orang pengikutnya, dan Allah kirim Air bah kepada umatnya. berdoalah seperti Musa, ketika bani Israel itu meminta di pertemukan dengan Allah langsung, supaya mereka beriman, kemudian di siang hari bolong orang-orang yang berkata seperti itu, tersambar petir. Nah seperti Nuh dan Musa yang tegas"
Kemudian Rasul berdoa : "اللهمّ اهد قومي فإنّهم لا يعلمون" " Ya Allah, berilah petunjuk kepada Kaumku (Thaif) sungguh mereka itu tidak tau".

Dengan berlumuran darah Rasul keluar dari kota Thaif, diperjalanan Rasul SAW beristirahat di bawah pohon anggur milik Athobah bin Robi'ah, dan yang menjaga kebun anggur itu budaknya yang bernama Addas. Addas terheran-heran ada dua orang berdarah-darah, Addas pun bertanya :"Siapa kalian dan kenapa kalian berdarah-darah". Diceritakanlah oleh Rasul bahwa dirinya adalah Nabi, dan menceritakan kejadian di Thaif. Addas berkata : " kalau begitu kamu adalah saudaraku ya Muhammad" Rasul bertanya : " kamu dari mana ?" Addas menjawab : " Aku dari Ninawa, saya keturunan Yunus ibn Mata (Nabi Yunus)". Kemudian Rasul di sediakan Anggur.

Sesapainya di Mekah, pada malam harinya Ketika Nabi sedang berbaring di Masjidil Haram dengan kesedihan yang mendalam sepulang dari Thaif. Datanglah Jibril atas Undangan Allah untuk menjemput Rasul, dari masjidil Haram Nabi diberjalankan ke Masjidil Aqsa, di Masjidil Aqsa Nabi disambut Para Nabi sebelumnya dan Ribuan malaikat, salah satu Nabi mengusulkan untuk shalat berjamaah dan Rasul SAW menjadi Imamnya, para Nabi dan Malaikat menyetujuinya. (Ya Allah engkau ciptakan Manusia yang agung ini menjadi Nabi kami, beruntunglah kami menjadi umatnya.)

Setelah shalat berjamaah Nabi diangkat dari Masjidil Aqsa ke Langit pertama, dan beliau bertemu dengan Nabi Adam. Nabi Adam bertanya kepada Jibril : " Jibril siapakah itu ?" JIbril menjawab : " Inilah Muhammad anakmu itu" Adam berkata : " Keselamatan bagimu, sungguh kau adalah anak terbaikku". Kemudian Nabi SAW naik ke langit selanjutnya dengan sambutan yang membahagiakan, dan memuliakan, sampai ke langit ke enam bertemu Musa Kallamullah dan langit ke tujuh bertemu Ibrahim Khalilullah. 
Sesampainya Nabi di Sidratul Muntaha, beliau berhadapan langsung dengan Allah. Disebutkan jaraknya itu "Qoba Kausain auadna" (Sekira Dua busur) di Malail 'ala, serentak Rasul tidak melihat apa-apa kecuali melihat Allah SWT.
Keindahan apapun, tidak akan lebih indah ketika Mahluk bertemu Khaliq. Andai saja Rasul itu manusia biasa, mungkin ia akan tetap tinggal disana, dari pada kembali ke dunia yang fana ini, tapi Rasul memilih kembali.

Berat sekali perjalananmu yang demikian itu Wahai Tuanku, risalah yang kau bawa, kini hanya jadi bacaan saja bagi kami yang bodoh ini. Kini kami mengucapkan shalawat untukmu, hanya sebatas untuk ritual agama saja, bukan karena benar cinta padamu.Rasa cinta kami kepadamu terkalahkan oleh cintanya kami kepada dunia ini. Maafkan Kami, disisa umur ini, semoga Allah senantiasa mengarahkan hati kami kepadamu.

Hanya ringkasan perjalanan Nabi yang singkat ini yang bisa saya Tulis, kado untukmu NabiKu.
Lebih rinci perjalanan Nabi SAW, semoga Allah memberi kuasanya untuk menuliskan Kisah Rasul SAW berikutnya.
Bagi teman-teman yang mau menyumbangkan pengetahuannya tentang perjalanan hidup Rasul SAW, bisa ditulis di komentar, yang kemudian kita rekap dan semoga menjadi sebuah tulisan singkat yang membuktikan kecintaan kita kepada Rasul tuan kita.

Post. Ahmad Fajar Bellamy

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting