Pada 2 Agustus 1492, lebih dari
300.000 Yahudi diusir dari Spanyol (catatan : Yahudi sudah seringkali
diusir oleh bangsa lain karena sifat buruknya, mulai dari keturunan Yahudza yang
diusir dari mesir oleh firaun, diusir dari Inggris, hingga spanyol. Sesuai nama
kaumnya isra = perjalanan dan el = Tuhan, yang bila diartikan
adalah bangsa yang diperjalankan oleh tuhan / Allah, mereka tidak punya tanah
air). Hari berikutnya yaitu 3 Agustus, Columbus berencana melakukan pelayaran
ke barat dengan mengikutsertakan sekelompok Yahudi. Namun para Yahudi ini tidak
bisa disebut pengungsi karena telah sejak lama rencana Columbus menarik
perhatian orang-orang Yahudi yang berpengaruh. Bahkan Ratu Isabella yang
mendanai pelayaran Columbus ini dipengaruhi oleh 3 Maranos
(orang-orang Yahudi rahasia) yang punya pengaruh besar di istana Spanyol.
Mereka adalah Luis de Santagel, seorang penarik pajak kerajaan dan pedagang
penting di Valencia, Gabriel Sanchez, bendahara istana dan Juan Cabrero,
seorang pengurus rumah tangga kerajaan. 3 Maranos ini mengatakan
kepada ratu bahwa harta kerajaan mulai menipis, dan kemungkinan Columbus
menemukan emas di Hindia. Akhirnya ratu Isabella pun rela menggadaikan
perhiasannya untuk membiayai pelayaran itu.
Cristoforo Colombo (nama asli
Christopher Columbus) sendiri merupakan anggota ordo knight of Christ,
pecahan dari knight Templar yang dibasmi secara kejam oleh raja Philip
le Bell dan Paus Clement V pada hari jumat 13 oktober tahun 1307. knight
Templar kemudian terpecah menjadi beberapa ordo, beberapa diantaranya
adalah knight of Teutonic (Adolf Hitler merupakan anggota ordo ini) di
Jerman, knight of Malta di Malta dan knight of Christ di
Italia. Pecahan knight Templar ini juga memiliki tujuan untuk
menemukan suatu tanah baru yang terbebas dari pengaruh gereja katolik yang
telah menguasai seluruh eropa pada masa itu.
Sejak awal, kalangan Yahudi
melihat Amerika bak sebuah tanah yang penuh buah dan merupakan tanah yang
dijanjikan yang bebas dari tekanan katolik Roma yang dikomandoi oleh Paus,
terlebih lagi mereka diusir dari spanyol sehingga semakin memicu para Yahudi
untuk migrasi ke tanah baru.
Sesampainya di tanah Amerika,
pasukan ekspedisi langsung menjalankan sistem kolonialisasi (penjajahan) dengan
membasmi penduduk pribumi yaitu suku Indian. Columbus bersama “boncengan”
Yahudi nya melakukan pembantaian yang lebih tepat disebut pemusnahan etnis (genocide).
Dua peneliti dari California University yaitu Sherburne dan Woodrow mendapatkan
bahwa dalam waktu 12-20 tahun setelah kedatangan Columbus, suku Arawak yang
awalnya berjumlah 8 juta orang menjadi tinggal 22.000 orang saja. Artinya lebih
dari 90% penduduk asli dimusnahkan oleh Columbus dkk. dalam waktu 12-20 tahun.
Salah seorang Yahudi awak kapal
Columbus bernama Luis de Torres yang pertama kali menemukan kegunaan tembakau,
ia kemudian bermukim di Kuba dan bisa dikatakan dialah pionir kontrol Yahudi
atas bisnis tembakau sekarang ini.
Peranan Yahudi dalam pembentukan
(founding) Amerika dimulai sejak awal penemuannya, jadi tidak aneh
bila sekarang Amerika sangat mendukung Israel/ Yahudi dalam menjalankan politik
luar negerinya, karena pada dasarnya Amerika sendiri didirikan dan dikuasai
oleh para Yahudi sejak awal berdirinya, bahkan orang-orang penting yahudi
merupakan inisiator ekspedisi penemuan benua baru ini. Sejak agresi dan
ekspansi inilah kaum Yahudi mulai menetap di benua Amerika.
Di dalam kelompok ekspedisi
Columbus, terdapat banyak orang Yahudi, bahkan seorang Yahudi teman Columbus
bernama Bernal yang bertugas sebagai dokter di kapal Santa Maria pimpinan
Columbus berkhianat dan menghasut awak kapal untuk memberontak terhadap
Columbus dan berhasil. Columbus pun melarikan diri pulang ke Spanyol. Columbus
sendiri meninggal pada tahun 1506 dalam keadaan menyedihkan dan miskin. Betapa
liciknya kaum Yahudi yang membuang seseorang yang diperalatnya bila sudah tidak
dibutuhkan lagi.
Kaum Yahudi ini tidak saja hanya
mendiami Kuba, Brazil juga merupakan daerah favorit kaum Yahudi Eropa untuk
dijadikan tempat tinggal. Saat meletus peperangan antara Brazil dan Belanda,
kaum Yahudi Eropa yang telah menetap di Brazil merasa tidak aman dan memilih
untuk mengungsi ke sebuah koloni belanda di Amerika Utara yang dinamakan Nieuw
Amsterdam. Gubernur Jenderal Nieuw Amsterdam saat itu Peter Stuyvessant mencium
gelagat tidak baik dari eksodus orang-orang Yahudi tersebut dan berusaha
meminimalisir jumlah mereka di koloninya. Namun dengan pengaruh pemodal Yahudi
di Eropa yang menyokong bantuan dana Belanda di masa peperangan akhirnya kaum
Yahudi pun bebas masuk ke koloni ini. Walau begitu Peter Stuyvessant tetap
membatasi peranan kaum Yahudi ini di koloninya dengan membuat peraturan seperti
Yahudi tidak boleh menjadi ambtenaar (pegawai pemerintahan) dan juga
dilarang membuka retail dan menjual komoditas tertentu. Ternyata pembatasan ini
justru membuat Kaum Yahudi ini menjadi kreatif untuk menghasilkan uang. Salah
satunya dengan menjual pakaian bekas dan membuat pakaian yang kuat serta murah
meriah yang terbuat dari bahan terpal, bahan layar kapal yang sekarang ini
dikenal dengan nama jeans atau blue jeans. Pakaian ini
dikembangkan oleh seorang Yahudi bernama Levi Strauss. Akhirnya jadilah Nieuw
Amsterdam sebagai pusat perdagangan pakaian bekas. Nama Nieuw Amsterdam
diberikan oleh Belanda untuk mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman,
kemudian oleh kaum Yahudi pendatang baru dinamakan New Jerusalem, akhirnya kota
ini direbut oleh Inggris dari Belanda dan dinamakan New York.
Saat ini siapa yang tidak kenal
New York? kota terbesar di Amerika dan merupakan pusat komunitas terbesar dan
terpadat di seluruh dunia, bahkan lebih dari setengah perputaran uang dunia
dikendalikan dari New York. Ini merupakan bukti bahwa sesungguhnya Yahudilah
yang membangun kota New York dan menguasainya hingga kini.
A.MUSLIM
SEBAGAI PENEMU AMERIKA : Sumber-sumber dan Perspektif Muslim :
Selama
ribuan tahun, selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah
Christopher Colombus pada 12 Oktober 1492. Menurut versi tersebut, ketika
pertama kali menginjakkkan kakinya di daratan, dia menyangka mendarat di
semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”.Tapi menurut
versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau
penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan
data-data baru bahwa Benua Amerika telah ditemukan oleh penjelajah Muslim 603
tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika.
Literatur yang
menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus,
antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain
al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The
Meadows of Gold and Quarries of Jewels / Hamparan Emas dan tambang Permata),
al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang
penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada
889M.
Al-masudi
menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di
Andalusia, Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada 889,
menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh
majhul). Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang
barang-barang yang menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru yang
kemudian berama Amerika.
Sejak itulah,
pelayaran menembus Samudera Atlantik yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang
gelap dan berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang dan penjelajah
Muslim. Literatur yang paling populer adalah essay Dr. Yossef Mroueh dalam
Prepatory Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of
the Muslims Arrival to the America tahun 1996. Dalam essay berjudul
Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh
menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba
di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.
Pada
pertengahan abad ke-10, pada masa pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah
Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari Afrika berlayar ke arah barat dari
pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol menembus “samudera yang gelap dan
berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah
harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu, ada
sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu. Mereka inilah
imigran Muslim gelombang pertama yang tiba di Amerika.
Masih menurut
Dr. Mroueh, berdasarkan catatan sejarawan Abu Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang
hidup pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II (976-1009) di Andalusia,
penjelajah dari Granada bernama Muhammad Ibnu Farrukh meninggalkan pelabuhan
Kadesh, Februari 999. M.Farrukh melintasi Lautan Atlantik, mendarat di Gando
(Kepulauan canary) dan berkunjung pada Raja Guanariga. Ia melanjutkan pelayaran
ke arah barat, melihat dua pulau dan menamakannya dengan Cpraria serta
Pluitana. Ia kembali ke Andalusia Mei 999 M.
Al-Syarif
al-Idrisi (1099-1166), pakar Geografi dan ahli pembuata peta, dalam bukunya
Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi dari yang rindu mengharungi
Ufuk) menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika Utara berlayar mengharungi
samudera yang gelap dan berkabut. Ekspedisi yang berangkat dari Lisbon
(Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apa yang ada di balik
samudera itu ?, berapa luasnya dan dimana batasnya?, Merekapun menemukan
daratan yang penghuninya bercocok tanam.
Pelayaran
melintasi samudera Atlantik dari Maroko juga dicatat oleh penjelajah Shaikh
Sayn-eddin Ali bin Fadhel al-Mazandarani. Kapalnya melepas jangkar dari pelabuhan
Tarfay di Maroko pada masa Sultan Abu Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa
keenam Kekhalifahan Marinid. Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di
Laut Karibia pada 1291. menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko
ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuan Islam pada era sesudahnya.
Sultan-sultan
dari Kerajaan Mali di Afrika Barat yang beribukota Timbuktu, juga melakukan
penjelajahan hingga mendarat di benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul
Abbas Ahmad bin Fadhl al-Murai (1300-1384), menulis catatan tentang geografi
Timbuktu, yang waktu itu ternyata telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup
maju di Afrika Barat.
Ekspedisi laut
yang berawal dari Timbuktu, antara lain dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I
(1285-1312M) yang merupakan saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337M0.
Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan
mendarat di Amerika. Bahkan, penguasa Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai
Missisippi, dan mencapai pedalaman Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama
berada di benua baru ini, para eksplorer ini tetap berkomunikasi dengan bahasa
Arab dengan penduduk setempat. Dua abad kemudian tepatnya tahun 1513, penemuan
benua Amerika ini diabadikan dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta
ini dipersembahkan kepada Khalifah Ottoman, Sultan Selim I, tahun 1517 di
Turki. Peta ini berii informasi akurat tentang belahan bumi bahagian barat,
Amerika Selatan, dan pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya merupakan
nama seorang pejabat laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang
berbakti pada kerajaan Turki Utsmanimasa pemerintahan Sultan Salim (1512-1520)
sampai pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran ”Reis”
(berasal dari bahasa Arab Raais, yang berarti panglima atau Pimpinan),
diberikan pada Piri setelah yang bersangkutan memenangkan peperangan laut
melawan Bendeqia.
B.MUSLIM
SEBAGAI PENEMU AMERIKA : Sumber-sumber dan Perspektif Barat :
Pertama, dalam
bukunya Saga America (New York, 1980), Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa
berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti
detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari
Afrika Utara dan Barat di beua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian
Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
Di negara
bahagian Inyo dan California, Dr. Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang
ditulis dalam bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus bin Maria” yang
artinya ”Isa anak Maria”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran
Islam yang hanya mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan.
Dr. Barry menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia
Negara Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry menemukan reruntuhan,
sisa-sisa peralatan, tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan
untuk keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini
merupakan mata p[elajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi
laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.
Penemuan
sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan dibeberapa lokasi seperti di Valley of
Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison Summit Pas
(Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe
(Indiana). Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800
M. Keterangan yang sama juga ditulis olh Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul
Exploring Rock Art (Satna barbara, 1989).
Kedua, dalam
bukunya Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard
University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga
mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara,
Tengah dan Selatan, termasuk Canada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin
menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang,
berasimilasi dan melakukan perkawinan dengan orang-orang India suku Iroquis dan
Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai
Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan indahnya.
Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas
dan Nevada.
Ketiga, John
Boyd Thacher dalam, bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950,
menunjukkan bahwa Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober
1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia
menyaksikan mesjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu , dalam
rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang
menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di
Cuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde
Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang
diterbitkan penerbit Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para
antropo0log yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa
Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Psasasti itu menerangkan bahwa imigran
Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
Sedangkan Ivan
Van Sertima, yang dikenal karena karyanya They Came Before Colombus, menemukan
kemiripan arsitrektur bangunan penduduk asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika.
Sedang dalam bukunya yang lain African Presence in Early America, juga
menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Africa sebelum kehadiran
Colombus di Amerika.
Kelima, ahli
sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan juga memberikan bukti bahwa orang-orang
Islam sudah berada di Amerika tahun 300-900 M. Artinya, umat Islam sudah ada di
Amertika, paling tidak setengah abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa
ukiran kayu berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan
dipahat tahun 300 dan 900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan
diteliti, ternyata memiliki kemiripan dengan orang Mesir.
Keenam, salah
satu buku karya Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil
penelusurannya, menemukan peta empat pulau di Karibia yang dibuat pada tahun
1424 dan ditandatangani oleh Zuanne Pissigano, kartografer dari Venezia, yang
sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun
sebelum Colombus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian
diidentifikasi sebagai Puertorico dan Guadalupe.
Henry Ford
dalam bukunya The Complete International Jew, terdapat cuplikan yang
menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di
Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa, dan bagaimana dari
penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus
ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat disarikan sebagai berikut :
Perjalanan
Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya Granada, benteng
terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu
orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang Kristen. Selanjutnya,
dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan penggalanagan dana oleh
kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan pada hakekatnya juga
pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika. Tapi ada bahagian informasi
yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal,
yakni kapal Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nakhoda Muslim
bersaudara. Martin Alonso Pinzon menakhodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex
Pinzon menakhodai kapal Nina. Keduanya menggunakan Spanyol namun keduanya
sebenarnya masih keluarga Sultan Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang
menguasai kekhalifahan Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan
dalam buku karya John Boyd Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
C.MUSLIM
SEBAGAI PENEMU AMERIKA : HASIL PENGAMATAN LAPANGAN DAN PERSPEKTIF SUKU-SUKU
INDIAN AMERIKA (CHEROKEE)
Hari ini,
kalau kita membuka peta Amerika paling mutakhir buatan Rand McNally dan
mencermati nama-nama tempat. Hampir di semua bagian benua ini akan ditemukan
jejak-jejak umat Islam jauh sebelum Colombus. Di tengah kota Los Angeles
misalnya, terdapat kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan al-Amitos serta
nama-nama kawasan seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Al-Cazar,
Alameda, Alomar, al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La Habra.
Di bahagian
tengah Amerika, dari selatan hingga Illionis terdapat nama-nama kota Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma. Di negara bagian Washington ada kota
Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab Qariiban) dan Amerika Tengah
terdapat kawasan bernama Jamaika, Pulau Cuba (dari kata Quba) dengan ibukotanya
Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama pulau Grenada, Barbados, Bahama dan
Nassau.
Di Amerika
Selatan terdapat nama kota seperti Cordova (di Argentinma), Al-Cantara (di
Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Selanjutnya , ada nama-nama
pegunungan seperti Appalachian (Afala-che) di pantai timur dan pegunungan
Absarooka (Abshaaruka) di pantai barat. Kota besar di negara bagian Ohio yang
terletak di muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo,
nama Universitas Islam ternama pada masa kejayaan Islam di Andalusia.
Menurut Dr.
Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik
nergara bagian, kota, sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari nama
Islamatau nama dengan akar kata dari bahasa Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama
terdapat di Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh
penduduk asli yang telah ada sebelum Colombus menginjakkan kaninya di Amerika.
Dr. A. Zahoor
juga menulis bahwa nama negara bagaian seperti Alabama berasal dari kata Allah
Bamya. Nama negara bagian Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah dan Tenesse dari
Tanasuh. Demikian njuga nama kota besar seperti Tallahassee di Florida, berasal
dari bahasa Arab yang artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu dikemudian
hari”.
Dr. Mroueh
juga menulis, beberapa nama yang dicatatnya merupakan nama kota suci seperti
Mecca di Indiana. Medina merupakan nama paling populer di Amerika. Medina
terdapat di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota. Medina
di Ohio, Medina di Tenesse. Medina di Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa.
Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illionis, Moda di Utah dan Arva di
Ontario Canada.
Ketika
Colombus mendarat di kepulauan Bahama, 12 Oktober 1492, pulau itu sudah diberi
nama Guanahani oleh penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab ikhwana
(saudara), kemudian dibawa ke bahasa Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang
berarti ”tempat keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara
”seenaknya” memberinya nama San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik
awalnya.
Hari ini,
seandainya kita mengunjungi Washington, dan sempat mengunjungi Perpustakaan
Kongres (Library of Congress), dan meminta arsip perjanjian pemerintah Amerika
Serikat dengan Suku Indian Cherokee, salah satu suku terkemuka Indian, tahun
1787. Di arsip tersebut secara fakta akan ditemukan tandatangan Kepala Suku
Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak and Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku
Cherokee sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab Sharkee
Isi perjanjian
itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya
dalam bidang perdagangan dan pemerintahan suku yang ternyata didasarkan pada
hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku
Cherokee yang menutrup aurat, sedangkan kaum lelakinya memakai turban (sorban)
dan gamis hingga sebatas lutut.
Cara
berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang
diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum
akhirnya secara perlahan punah atau dipunahkan dari daratan Amerika adalah
seorang Muslim bernama Ramadhan Ibn Wati.
Mengenai
aksara Cherokee yang kemudian diteliti, digali dan dihidupkan kembali oleh
seorang tokoh Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah terdapatnya kemiripan
antara aksara Cherokee yang disebut Syllabari dengan aksara Arab . Bahkan
beberapa pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada, ternyata mempunyai
kemiripan dengan aksara Arab.
Yang lebih
mengherankan adalah, ternyata keterkaitan Islam/Arab tidak hanya dengan Suku
Cherokke, tapi juga dengan suku-suku Indian lainnya, seperti Anasazi, Apache,
Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk,
Nazca, Zulu dan Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga mengenakkan tutup kepala
khas orang Islam. Misalnya kepala suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami,
Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago dan Yuchi. Hal ini
dibuktikan pada foto-foto antara tahun 1835 hingga 1870.
D.Jejak Peninggalan Muslim Amerika
Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan
jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan
Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati
nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama
kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama
tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda,
Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.
Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois
terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di
negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini
jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba
(berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta
pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.
Kemudian Pertanyaannya
“ Kenapa Sekarang Amerika Malah Menentang dan memusuhi Muslim dan Mereka
Membela Mati_Matian Sang Yahudi ?” Saya Mencoba mencari jawabannya dijudul Kedatangan Christopher Columbus