Sabtu, 12 November 2011

tasawuf









BAB II

TASAWUF DAN MASYARAKAT MODERN
A.    Krisis modernisme
Proses modernisme di barat memberi dampak positif-negatif.Positifya, membawa kemudahan-kemudahan dalam penyelesaian berbagai persoalan kehidupan, dan negatifnya menimbulkan krisis makna hidup.Menghadapi kenyaatan ini, para pemikir berusaha keras mencari jalan keluar dengan caranya sendiri-sendiri. Sayeed Hosein Nasr (Ali Maksum, 2003: 70) memberikan alternatif jalan keluarnya yang ditujukan kepada :
(1)   Masyarakat barat modern, agar kembali kepada hikmah spiritual agama
yang memberikan rambu-rambu dalam meraih kesenangan  duniawi,      dan
(2). Masyarakat islam , agar mengkaji kembai khazanah pemikiran islam klasik. Kajian berikutnya mengenai krisis dunia modern dan krisis dunia islam.
  1. Krisis Dunia Modern
    a. kehilangan visi keilahian
         Krisis peradaban modern bersumber pada penolakan terhadap hakikat ruh, Tuhan, kehidupan akhirat. Hidupnya mengandalkan roti semata. Eksesnya kekuatan manusia mengalami eksternalisasi. Berikutnya menaklukan dunia tanpa batas, interaksi dengan alam melalui proses desakralisasi alam. Mendapat kepuasan dari alam tanpa rasa tanggung jawab apapun. Muncullah berbagai krisis dunia modern, krisis dunia spiritual, juga krisis kehidupan sosial. Idealnya, penguasa bumi ini ke atas berperan sebagai Abdullah, dan ke bawah sebagai khalifatullah, dengan begitu, keseimbangan hidupnya dapat terjaga.
     Dalam segi ini, ancaman paling serius bagi lingkungan adalah praktek kekhalifahan manusia yang tidak lagi menerima posisi asalnya sebagai hamba Allah yang menjalankan amanahnya. Mereka mengembangkan sains yang didasarkan pada dominasi penjajahan atas alam. Dalam perspektif ini, Nasr menawarkan pendekatan tradisional mengatasi krisis Lingkungan. Pertama, memperkenalkan hikmah perennial islam tentang tatanan
alam dan kaitannya dengan setiap fase kehidupan manusia, dan kedua mengembangkan kesadaran perlakuan etis terhadap lingkungan alam. 
     Manusia modern menciptakan sebuah sains berdasarkan kekuatan rasio semata untuk memperoleh data melalui indera, tidak menyertakan hal hal yang paling esensial dari manusia itu sendiri. Ketika lupa siapa  mereka sebenarnya,telah membakar tangan didalam api yang mereka nyalakan sendiri.
     Masyarakat barat telah mencapai tingkat kemakmuran materi sedemikian hingga perangkat teknologinya serba mekanis. Namun kemewahan kian dihantui rasa cemas. Mereka membanggakan teknoogi namun mereduksi integritas kemanusiaannya, lalu terperangkap pada jaringan sistem rasionalitas teknologi yang sangat tidak human. Untuk fenomena semacam ini, Nasr menggunakan dua istilah pokok, yaitu pusat (axis, center) dan pinggir (rim, periphery), untuk membedakan kategori orientasi hidup manusia.
















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
          Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarkat dan modern. Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu). Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Jadi masyarakat modern berarti suatu himpunan yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan- ikatan aturan tertentu yang bersifat mutaakhir.
                    Kemajuan di bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia kedalam dua sisi, yaitu bisa memberi nilai tambah (positif), tapi pada sisi lain dapat mengurangi (negatif). Efek positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan orang kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan baru dan meningkatkan produksi. Sedangkan efek negatifnya kemajuan teknologi akan berbahaya jika berada ditangan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan.      
    
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa dampak positif dan negatifnya dengan adanya teknologi pada zaman modern ini?
2.    Bagaimana solusi yang harus dilakukan terhadap masyarakat modern yang memilki kemajuan dibidang teknologi?







KESIMPULAN
                     Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis akibat modernisasi untuk melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran dalam mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di khadirat-Nya. Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain : Pertama, untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai –nilai spiritual. Kedua, memahami tentang aspek asoteris islam,baik terhadap masyarakat muslim maupun non muslim. Ketiga,menegaskan kembali bahwa aspek asetoris islam (tasawuf) adalah jantung ajaran islam.
                     Tarikat atau jalan rohani(path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerhasiaan dalam islam sebagaimana syariat yang bersumber dari Al- Qur’an dan  Al- Sunah .betapapun ia tetap menjadi sumber kehidupan yang paling dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam islam. Ajaran dalam  tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia.
                     Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikian ajaran uzlah yang terdapat dalam tasawuf . yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan Ajaran –ajaran yang ada dalam tasawuf  perlu disuntikkan kedalam konsep kehidupan . ilmu pengetahuan, teknologi ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran tasawuf.        

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting