Sabtu, 13 Mei 2017

ALASAN BELAS KASIH RASULULLAH TERHADAP NON MUSLIM

Ayat yang memerintahkan perang (Ayat al Qital) turun hanya untuk membalas orang-orang kafir yang memerangi umat Islam saja, bukan untuk memulai perang. Ayat perang dalam Surat Al Baqarah adalah surat Madaniyyah yang turun setelah 14 tahun mendapat perlakuan tidak baik dari orang kafir dan umat Islam belum boleh untuk membalas. Para shahabat sebenarnya sudah geram melihat perlakuan orang kafir dan ingin membalas, namun karena belum turun perintah perang maka shahabat harus bersabar dan bertahan menghadapi perlakuan orang kafir. Pribadi Rasulullah  adalah pribadi yang belas kasih terhadap orang kafir.

Rasulullah bersikap demikian karena Rasulullah sudah pernah menyaksikan betapa pedihnya siksa neraka dan betapa nikmatnya hidup di surga. Rasulullah merasa kasihan apabila orang-orang kafir harus mati tidak terselamatkan dalam keadaan kafir. Salah besar jika Rasulullah digambarkan sebagai nabi yang keras terhadap orang-orang kafir. Yang bersikap keras terhadap orang kafir adalah para shahabatnya, karena shahabat tidak pernah menyaksikan sendiri pedihnya siksa dalam api neraka. Sehingga ketika membaca Q.S. Al Fath ayat 29:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”

Yang tepat pada kalimat “Muhammadur Rasulullah” adalah dibaca waqaf (berhenti) bukan washal (meneruskan bacaan), sebab yang “Asyidda’u ‘Alal Kuffar” (keras terhadap orang-orang kafir) adalah orang-orang yang bersama nabi (shahabat). Shahabat dibanding umat Islam sekarang lebih keras umat Islam sekarang.

Ketika turun perintah untuk perang para shahabat sangat senang sekali sedangkan Rasulullah SAW sangat sedih sekali. Kesedihan Rasulullah SAW disebabkan jika orang-orang kafir diperangi dan mati maka mati dalam keadaan kafir dan kelak masuk dalam api neraka selamanya. Rasulullah SAW masih berharap imannya orang-orang kafir. Kepada orang kafir saja Rasulullah sangat belas kasih apalagi terhadap umat Islam. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107)

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting